Selasa, 19 April 2011

Produk Tunggal dan Kombinasi serta Aksi Sulfonamid

Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4

Senyawa sulfonamida adalah senyawa yang mengandung gugus sulfonat yang berikatan dengan amina dan biasa dituliskan -S(=O)2-NH2.Beberapa sulfonamida dimungkinkan diturunkan dari asam sulfonat dengan menggantikan gugus hidroksil dengan gugus amina.Sulfonamid merupakan kristal putih yang umumnya sukar larut dalam air, tetapi garam natriumnya mudah larut. Variasi radikal R pada gugus amida (-SO2NHR) dan substitusi gugus amino (NH2) menyebabkan perubahan sifat fisik, kimia dan daya antibaktreri sulfonamida.

Sulfonamid adalah contoh obat yang beraksi sebagai antimetabolit dan menganggu sintesis asam folik dengan menghambat sintesis asam dihidropteroik yang merupakan langkah awal dalam sintesis asam folik untuk berbagai mikroorganisme.

Sulfonamid biasa digunakan sebagai obat tunggal maupun dengan cara kombinasi dengan obat lain. Obat-obat yang biasa digunakan baik dalam pengunaan tunggal maupun kombinasi ialah:

A. Produk Tunggal Sulfonamide

Produk tunggal sulfonamide diantaranya: Sulfadiazin perak, suksinilsulfatiazol, sulfasetamid, sulfadiazin, sulfametoksazol, sulfasalazin, sulfisoksazol.

Adapun mekanisme kerja obat-obat golongan sulfa ialah dengan menjadi impermeabel terhadap asam folat, banyak bakteri harus tergantung pada kemampuannya untuk mensintesis asam folat dari PABA, pteridin dan glutamat. Sebaliknya, manusia tidak dapat mensintesis asam folat dan folat didapat dari vitamin dan makanannya. Karena strukturnya mirip PABA, sulfonamida berkompetisi dengan substrat ini untuk sintetase enzim dihidropteroat. Hal ini menghilangkan kofaktor esensial sel terhadap purin, pirimidin dan sintesis asam amino

Obat-obat golongan sulfa biasanya digunakan sebagai antibiotik yang bersifat bakteriostatik. Obat-obat ini aktif terhadap enterobakteria, klamidia, pneumocytis dan nokardia.

Farmakokinetik obat golongan sulfanilamid produk tunggal ialah

a. absorpsi : kebanyakan obat sulfa diabsorpsi secara baik setelah pemberian oral. Karena resiko sensitasi sulfa biasanya tidak diberikan secara topikal.

b. Distribusi: Gol. Sulfa didistribusikan ke seluruh cairan tubuh dan penetrasinya baik ke dalam cairan serebrospinal. Obat ini juga dapat melewati sawar plasenta dan masuk ke dalam ASI. Sulfa berikatan dengan albumin serum dalam sirkulasi.

c. Metabolisme: Sulfa diasetilasi pada N4, terutama di hati. Produknya tanpa aktivitas antimikroba, tetapi masih bersifat potensial toksik pada PH netral atau asam yang menyebabkan kristaluria dan karena itu, dapat menimbulkan kerusakan ginjal.

d. Ekskresi: Eliminasi sulfa yaitu melalui filtrasi glomerulus.
B. Produk Kombinasi Sulfonamid

Obat-Obat golongan sulfonamid biasa dikombinasikan dengan trimetropim ataupun kombinasi trisulfa. Contoh obat kombinasi sulfonamid : Co-trimazin yaitu kombinasi antara sulfadiazin dan trimetoprim, Co-Trimoxazol yaitu kombinasi antara sulfametoxazol dengan Trimetoprim.

a. Trisulfa adalah kombinasi dari tiga sulfonamida, biasanya solfadiazin, sulfamerazin,dan sulfametazin dalam perbandingan yang sama. Karena dosis obat hanya sepertiga dari dosis biasa dan daya larutnya masing-masing tidak saling mempengaruhi, maka bahaya kristaluria sangat diperkecil. Pemberian bikarbonat tidak diberikan lagi, cukup dengan minum lebih dari 1,5 liter air sehari selama pengobatan. Mekanisme kerjanya berdasarkan pencegahan sintesis (dehidro)Folat dalam kuman dengan cara antagonisme saingan dengan PABA.

b. Co-trimoxazol adalah suatu kombinasi dari sulfametoxazol +trimetoprim dalam perbandiungan 5:1 (400mg+80mg). Trimetoprim memiliki daya kerja antibakteriil yang merupakan sulfonamid dengan menghambat enzim dihidrofolate reduktase. Aktifitasnya terhadap enzim bakteri ini 50.000 kali lebih besar dibanding dengan afinitasnya terhadap enzim manusia, yang merupakan dasar dari daya kerja selektivitasnya. Walaupun kedua komponen masing-masing hanya bersifat bakteriostatik, kombinasinya dapat berkhasiat bakterisid terhadap bakteri yang sama, juga terhadap salmonella, proteus, H.Influinzae. Co-trimoksasol biasa digunakan terutama untuk pengobatan infeksi saluran napas karena dapat memperkuat khasiatnya dan juga menurunkan resiko resistennya

c. Kombinasi Sulfodoksin dan Pirimetamin

( Fansidar) digunakan sebagai profilaksis dan pengobatan malaria tropikal yang disebabkan oleh Plasmodium Falsiparum yang resisten terhadap Klorokuin.

d. Kombinasi Sulfonamid dan Penisillin

sesuai dengan aturan kemoterapetik sebetulnya penisillin tidak dapat dikombinasikan dengan bakteriostatik. Tetapi tidak terjadi antagonisme.

PUSTAKA

Ganiswara, 1995, “ Farmakologi dan Terapi”, Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran , Universitas Indonesia, Jakarat

Sanjoyo, Raden. . Obat (Biomedik Farmakologi). Yogyakarta: FMIPA UGM.

Ninda, Juwita. 2009. Skripsi Juwita Ninda Obat Endokrin dan Obat Kemoterapi 2. http://www.google.co.id.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar